sibolang.com -- Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan Pemerintah telah menetapkan
kenaikan subsidi untuk BBM jenis solar dari Rp500 menjadi Rp2.000 per
liter. Rni mengungkapkan hal ini saat meninjau kesiapan sarana dan
prasarana Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pengapon, Semarang milik PT
Pertamina di Semarang, Jumat (2/6/2018).
Menurut Rini,
kesepakatan tersebut diambil dalam rapat antara Kementerian BUMN,
Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan, yang juga melibatkan PT
Pertamina (Persero).
“Kalau dulu untuk solar dibantu pemerintah
Rp500 sekarang ada tambahan Rp1.500 menjadi Rp2.000. Nah ini dengan APBN
yang sekarang bisa dilakukan dengan rambu-rambu yang ada dalam UU APBN
sudah dipastikan bisa,” ujar Rini, dilansir dari Antara.
Kuota subsidi 2018
Sementara
itu, Deputi bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media
Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan peningkatan besaran
subsidi solar dilakukan dengan mempertimbangkan harga Indonesia Crude
Price (ICP) sejak Januari 2018.
Nantinya, tambahan subsidi dari
pemerintah akan dibayarkan kepada Pertamina setelah realisasi penyaluran
solar sepanjang 2018 selesai.
Fajar menyatakan tambahan subsidi untuk solar tidak perlu disertakan
dalam APBN-P 2018 maupun melalui persetujuan DPR, karena mengacu pada
harga ICP.
Untuk 2018, kuota solar bersubsidi ditetapkan sebanyak
16,23 juta kiloliter. Dengan penetapan kenaikan subsidi ini maka
anggaran subsidi solar naik dari Rp9,3 triliun menjadi Rp32,46 triliun.
Plt
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan angka
subsidi menjadi Rp2.000 per liter itu sudah sesuai hitungan bersama
antara Pertamina dan pemerintah.
“Kalau untuk solar cukup lah,
‘kan kita sudah hitung bersama angkanya. Kita (Pertamina) ikut dalam
rapat juga dengan pak Jonan (Menteri ESDM), bu Rini (Menteri BUMN), dan
bu Sri Mulyani (Menkeu),” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar